Kamis, 20 November 2008

Will I Lost Them Forever..??

Hari ini lagi-lagi merupakan hari yang begitu berat untuk kujalani. Pertama kali kubuka mata pagi ini, hanya satu hal yang menjadi beban pikiranku untuk memulai hari.

Saya merasa akan kehilangan mereka....

Dua hari yang lalu, masalah kembali menghantam hubunganku dengan dia, my Princess, saya sebut saja dia Princess, selain karena dia sudah kuanggap seorang Puteri di hatiku, dia memang kenyataannya adalah seorang Puteri, dengan predikat tertentu.
Kembali ke topik, beberapa waktu terakhir ini kami memang selalu saja terbakar emosi, mungkin hanya hal-hal yang sepele, tapi bagiku, tak tahu bagaimana menurut dia, tapi bagi saya ini adalah hal yang besar. Sepertinya ini adalah akibat dari jarak yang begitu jauh yang memisahkan kami sejak lama. Segala sesuatu menjadi semakin kompleks dan parah. Sudah sangat jarang lagi berpikir memakai hati nurani.
Dari dasar hati saya akui masih sayang sama dia, sangat sayang malah. Tidak pernah sedikitpun terlintas dalam pikiranku untuk memulai pertengkaran apalagi mengambil tindakan untuk berpisah. Tapi mungkin emosi kami berdua yang akhirnya memutuskan seperti itu. Kami sepakat untuk "istirahat" dari hubungan kami. Dengan alasan untuk introspeksi diri, berpikir jernih, dan lain-lain. Sungguh berat sebenarnya kalau saya harus menerima keputusan ini, tapi saya juga ingin semuanya menjadi lebih baik untuk kami, saya selalu berharap suatu hari ini akan berakhir dengan baik.
Tapi selama 2 hari ini terasa sangat sepi tanpa suara darinya, tanpa SMS yang masuk darinya. Apa mungkin dia sudah menikmati dengan keadaan kami seperti ini? Apakah ini berarti saya harus siap untuk kehilangan dia..?

Belum cukup sampai disitu, semalam saya mendapat telepon dari Ibu saya bahwa keadaan Nenek Bapak semakin drop. Kesadarannya mulai hilang dan semakin susah bernafas. Keluarga juga sepertinya sudah pasrah, begitu pula Nenek Bapak yang sedari awal tidak mau dirujuk ke Rumah Sakit Besar karena tidak ingin menyusahkan kami semua. Akhirnya tadi pagi saya dengar kalau seorang Pendeta sudah dipanggil untuk mendoakan beliau, kasarnya untuk sebuah pelepasan.
Sampai tulisan ini saya posting, masih belum ada kabar dari keluarga mengenai kondisinya. Sampai kabar terburuk itu datang, saya masih berharap yang datang lebih dulu adalah keajaiban. Saya tidak ingin kehilangan Nenek Bapak, setidaknya sampai suatu saat yang belum pasti, di mana kami masih bisa dipertemukan kembali. Saya juga sangat ingin beliau masih dapat menikmati indahnya Natal tahun ini. Sekiranya itu terjadi, Natal tahun ini akan menjadi kado Natal terindah bagi keluarga kami, terlebih untuk saya pribadi, yang sepertinya tidak bisa melewatkan Natal bersama semua keluarga.

Oh, God....tolong jangan sampai saya kehilangan mereka....orang-orang yang sangat saya sayangi. Merekalah salah satu alasan yang mendorong saya untuk berpisah jauh dari keluarga untuk mencoba membangun masa depanku di Pulau Bali.

Semoga Tuhan mendengar doaku ini....AMIEN...

Tidak ada komentar: